Diberdayakan oleh Blogger.
RSS
Container Icon

Artikel "Pendidikan"


TUNTUTAN BELAJAR “NGOYO” SISWA MENJELANG UN
Oleh:
Tri Maryati
Mahasiswi Ilmu Tarbiyah dan Keguruan IAIN Walisongo Semarang

Bisa dibilang sudah menjadi kebiasaan dari para pihak sekolah ketika menjelang Ujian Nasional dengan lebih menodorkan berbagai materi tambahan ke para siswa untuk menghadapi Ujian Nasional. Sebuah tuntutan tersendiri bagi para siswa dalam menghadapi Ujian Nasional dengan dituntut untuk lebih meningkatkan kualitas penguasaan materi UN yang akan mereka hadapi. Khususnya untuk materi pelajaran yang akan di-UN-kan. Berbagai bentuk persiapan yang mereka jalani di antaranya yaitu mengikuti berbagai jam tambahan dari pihak sekolah sendiri yaitu pulang lebih sore, ataupun dengan berangkat lebih awal satu atau setengah jam sebelum jam pelajaran dimulai, di samping itu ada juga anjuran bagi siswa untuk mengikuti les tambahan di luar sekolah.
Beberapa persiapan lain juga yang harus dijalani oleh siswa yaitu persiapan umum yang diselenggarakan baik dari pihak sekolah, Kelompok Kerja Madrasah (KKM) maupun dari Dinas Pendidikan setempat seperti mengikuti rangkaian uji coba (try out) UN. Dengan mengikuti persiapan-persiapan semacam itu harapan bagi guru-guru atau dari siswa itu sendiri agar dapat meminimalkan kekhawatiran siswa dalam menghadapi Ujian Nasional, dengan lebih dimudahkan untuk mengerjakan materi-materi dalam UN tersebut. Serta harapan untuk meningkatkan presentase kelulusan dari sekolah itu sendiri.
Hal semacam itu sering kali terdengar ketika masa menjelang Ujian Nasional tiba. Adapun secara psikologi, efek dari semua rutinitas ketat tersebut bisa ditebak, antara lain Ujian Nasional berkesan seperti momok manakutkan, atau menjadi semacam benteng terakhir yang manentukan kelulusan siswa. Karena itu, siswa pun diharuskan atau dituntut seserius mungkin dalam mempersiapkannya. Kesan seperti itu lah yang sering dianggap oleh para siswa sendiri sebagai sebuah tuntutan yang benar-benar harus mereka persiapkan dalam menghadapi Ujian Nasional dan kesannya dalam belajar untuk persiapan tersebut terkesan “ngoyo”. Tidak seperti pembelajaran yang biasa mereka lakukan setiap harinya.
Persiapan yang mendadak dalam menghadapi Ujian Nasional perlu mendapat evaluasi dari pihak sekolah. UN perlu dipersiapkan sejak dini agar tidak lagi dianggap sebagai sebuah pembelajaran yang terkesan “ngoyo” bagi siswa yang menjalaninya dalam persiapan menghadapi Ujian Nasional. Sebaiknya siswa perlu diperkenalkan dengan soal-soal UN sejak kelas-kelas sebelumnya, sejak kelas 4 atau 5 SD, 1 atau 2 SLTP, dan 1 atau 2 SLTA. Persiapan tersebut diberikan jauh-jauh hari dari masa Ujian Nasional yang akan mereka hadapi. Sehingga siswa akan merasa memiliki bekal dan persiapan yang lebih matang ketika akan dihadapkan UN serta meminimalisir kekhawatiran siswa dalam menghadapinya.
Dari pihak gurupun sebaiknya menghargai hak-hak alamiah siswa seperti bermain, berinteraksi secara wajar, bergaul selayaknya, serta mengembangkan diri sehingga tidak ada kesan belajar “ngoyo” kepada siswa menjelang Ujian Nasional. Sehingga tidak akan berdampak juga pada efek psikologi kepada siswa itu sendiri, kekhawatiran yang akan terjadi pada diri siswa yaitu akan mengalami kejenuhan, terjadi sebuah tekanan seperti halnya setres yang mereka alami. Maka dampaknya juga akan mempengaruhi pada hasil UN yang mereka kerjakan, dengan berbagai tekanan yang mereka hadapi sehingga menghambat daya fikir mereka ketika mengerjakan soal-soal Ujian.
Dengan demikian hal yang perlu ditekankan dari pihak sekolah maupun pihak guru dalam menghindari hal semacam itu agar tidak terjadi pada siswa-siswanya yaitu dengan menghindari perlakuan yang secara berlebihan kepada siswa, khususnya ketika menjelang Ujian Nasional, sehingga siswa tidak ada lagi suatu tekanan atau kesan belajar “ngoyo” secara berlebihan pada suatu pembelajaran. Anjuran untuk mengadakan persiapan sejak dini itu mungkin salah satu cara yang baik dan lebih efektif dalam menghadapi Ujian Nasional yang akan dihadapi. Menghindari adanya rasa kekhawatiran dari pihak siapapun, yaitu dari pihak sekolah, guru, orang tua, masyarakat maupun dari diri siswa itu sendiri.
Adapun mengenai persiapan-persiapan seperti persiapan umum yang diselenggarakan dari sekolah seperti diadakannya (try out) itu bukan tidak mungkin hasil UN justru (antiklimaks) pada hasil try out siswa tertentu yang cukup berprestasi di kelas. Beberapa siswa yang memiliki catatan prestasi baik di kelas justru menuai hasil try out yang kurang memuaskan. Hal seperti itu yang sering membuat rasa ketakutan maupun kekhawatiran yang sangat dirasakan siswa ketika mengetahui hasil try out mereka.
Dengan diadakannya suatu pembelajaran sejak dini serta berupa persiapan-persiapan materi yang lebih matang yang diberikan oleh siswa menjelang Ujian Nasional siswa diharapkan agar dapat lebih mudah dalam menjalani Ujian yang mereka hadapi. Dari pihak guru pun tidak akan merasa khawatir mengenai presentase hasil kelulusan siswa-siswanya dalam mengerjakan soal-soal Ujian. Demikian pula dari pihak sekolah hal tuntutan untuk meluluskan 100 % siswa dalam Ujian Nasional itu tidak akan ada lagi kekhawatiran.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar